Analisa Resiko Finansial Usaha Peternakan Ayam Pedaging Pada Peternak Plasma Kemitraan Kud “Sari Bumi” Di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang… (78)


Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang yang merupakan wilayah kerja KUD Sari Bumi. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 Mei sampai 20 Juni 2006.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui resiko financial berdasarkan besarnya pendapatan dan efisiensi usaha peternakan ayam pedaging pada peternak plasma KUD Sari Bumi, serta untuk mengetahui besarnya tingkat resiko keuangan pada peternak plasma.
Metode yang digunakan adalah metode survey. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sebanyak 30 orang responden yang terbagi menjadi 3 strata berdasarkan jumlah kepemilikan ternak, dimana untuk strata I jumlah ternaknya kurang dari 1.268 ekor, strata II antara 1.268 hingga 3.208 ekor dan strata III sebanyak lebih dari 3.208 ekor. 

Data dianalisis secara kualitatif untuk memperoleh gambaran pelaksanaan kemitraan KUD dengan peternak dan analisa kuantitatif untuk mengambarkan analisa input – output. Besarnya keuntungan atau pendapatan dan tingkat efisiensi usaha yang diperoleh selama 1 tahun dan tiap periode produksi diukur dengan menggunakan analisa resiko financial yang meliputi Farm Financial Effeciency atau Operating Expense Ratio, Rasio Likuiditas (Current Ratio), Rasio Solvabilitas (Debt to Assets Ratio), Rasio Profitabilitas (Return on Assets and Return on Equity), Debt Coverage Ratio dan Analisa secara statitik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kemitraan di KUD Sari Bumi merupakan kemitraan plasma inti. 

Penetapan harga input – output berdasarkan harga pasar yang berlaku atau tanpa ada harga kontrak. Nilai Operating Expenses Ratio selama I tahun dan tiap periode produksi pada strata I masing-masing sebesar 86,7% dan 86,5%, pada strata II masing-masing sebesar 86,3% dan 86,2% sedangkan pada strata III masing-masing sebesar 84,7% dan 84,8%. Nilai Current Ratio selama 1 tahun dan setiap periode pada strata I sebesar 1,03 dan 1,03, strata II sebesar 1,03 dan 1,03 dan strata III sebesar 1,05 dn 1,05. Nilai Debt to Assets Ratio selama 1 tahun dan tiap periode pada strata I sebesar 72,61% dan 72,51%, strata II sebesar 75,51% dan 74,62% sedangkan pada strata III sebesar 78,26% dan 77,66%. Nilai Return on Assets selama 1 tahun dan tiap periode produksi pada strata I sebesar 2,5% dan 2,7%, pada strata II sebesar 3,7% dan 3,7%, sedangkan pada strata III sebesar 6,4 dan 6,3. 
Nilai Return on Equity selama 1 tahun dan tiap periode pada strata I sebesar 1,1% dan 1,8%, strata II sebesar 6% dan 5,7%, pada strata II sebesar 18,8% dan 14,6%. Nilai Debt Coverage Ratio selama 1 tahun dan tiap periode pada strata I sebesar 18,9% dan 19,2%, pada strata II sebesar 19,4% dan 19,6%, sedangkan pada strata III sebesar 21,6% dan 21,9%. Selain itu, hasil perhitungan statistik analisa resiko finansial adalah sebagai berikut :
– Nilai rata-rata hasil yang diharapkan atau keuntungan rata-rata selama 1 tahun dan tiap periode untuk strata I sebesar Rp 8.324.773,- dan Rp1.636.196,-; pada strata II sebesar Rp 21.783.408,- dan Rp 4.118.329,- sedangkan pada strata III sebesar Rp 60.975.382,- dan Rp 10.997.006,-
– Nilai standart deviasi selama 1 tahun dan tiap periode untuk strata I sebesar Rp 4.083.320,- dan Rp 838.200,-; strata II sebesar Rp 9.199.784,- dan Rp 1.470.242,- sedangkan pada strata III sebesar Rp 19.066.524,- dan Rp 3.305.320,-
– Nilai koefisien variasi selama 1 tahun dan tiap periode untuk strata I sebesar 49% dan 51%; strata II sebesar 42% dan 36% sedangkan pada strata III sebesar 31% dan 30%.
– 
Nilai batas bawah selama 1 tahun dan tiap periode untuk strata I sebesar Rp 158.133,- dan Rp -40.204,-, strata II sebesar Rp 3.383.840,- dan Rp 1.177.846,- sedangkan strata III sebesar Rp 22.842.335,- dan Rp 4.386.366,-
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa besarnya pendapatan kotor yang paling tinggi baik selama 1 tahun maupun tiap periode pemeliharaan adalah pada strata III yang nilainya masing-masing sebesar Rp 424.477.675,- dan Rp 76.542.403,- sedangkan yang paling rendah adalah pada strata I yang masing-masing sebesar Rp 106.222.045,- dan Rp 20.883.791,-. 
Nilai pendapatan bersih selama 1 tahun dan tiap periode pemeliharaan yang paling tinggi adalah pada strata III yang nilainya masing-masing sebesar Rp 119.813.794,- dan Rp 20.761.226,- sedangkan nilai pendapatan yang paling rendah baik selama 1 tahun maupun tiap periode pemeliharaan adalah pada strata I yang nilainya masing-masing sebesar Rp 2.793.356,- dan Rp 898.132,- .
Hasil perhitungan efisiensi usaha berdasarkan nilai Operating Expenses Ratio selama 1 tahun dan tiap periode menunjukkan bahwa skala usaha yang paling efisien adalah pada strata III yaitu sebesar 84,7% selama 1 tahun dan 84,8% rata-rata tiap periodenya, sedangkan yang paling tidak efisien yakni pada strata I yaitu sebesar 86,7% selama 1 tahun dan 86,5% rata-rata tiap periodenya. 
Berdasarkan nilai Coefficient of Variation maka strata I mempunyai tingkat resiko finansial yang paling tinggi yaitu sebesar 49% selama 1 tahun dan 51% rata-rata tiap periode pemeliharaan sedangkan strata III mempunyai tingkat resiko finansial yang paling rendah yaitu sebesar 31% selama 1 tahun dan 30% rata-rata tiap periode pemeliharaan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan kepada peternak supaya menjalankan usaha pemeliharaan ayam pedaging pada strata usaha III sebab keuntungan yang diperoleh paling tinggi dan tingkat resiko finansial yang dhadapi paling rendah diantara kedua strata usaha lainnya. 
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar